Maksimalkan Pengawasan, Bawaslu Harap Masyarakat Terlibat Aktif 

Wacana.info
Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif oleh Bawaslu Mamuju. (Foto/Idrus)

MAMUJU--""Saat ini yang terpenting, bagaimana memahami mengedukasi berkaitan proses rekrutmen keanggotaan, jangan sampai ada masyarakat yang identitasnya digunakan untuk mendaftar sebagai anggota partai politik tanpa sepengetahuan bersangkutan,". Hal itu disampaikan Ketua Bawaslu Mamuju, Rusdin di forum sosialisasi pengawasan Pemilu partisipatif yang digelar disalah satu hotel di kota Mamuju, Selasa (28/06).

Demo terus memperbaiki serta meningkatkan kualitas demokrasi dalam mewujudkan Pemilu yang demokratis, pelibatan seluruh elemen masyarakat dalam hal pengawasan pelaksanaan Pemilu jadi satu hal yang mesti adanya. Sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif yang melibatkan organisasi kepemudaan, organisasi mahasiswa serta beberapa elemen masyarakat diharap mampu menjadi wadah untuk meningkatkan pengetahuan terkait apa dan bagaimana melakukan pengawasan.

Rusdin menguraikan, Peraturan KPU (PKPU) Nomor 3 Tahun 2022 tentang jadwal dan tahapan, pendaftaran Parpol akan dilakukan pada 1 sampai 7 Agustus 2022. Sementara verifikasi peserta Pemilu akan berakhir pada 13 Desember 2022 serta penetapan peserta pemilu pada 14 Desember 2022.

Sosialisasi pengawasan partisipatif itu disemogakan untuk dijadikan stimulan bagi para peserta untuk bisa menjadi agen-agen pengawas partisipatif. Termasuk untuk lebih membumikan pengawasan partisipatif di lingkungan masyarakat. 

Di tempat yang sama, Koordiv HPP, Bawaslu Mamuju, Faisal Jumalang mengatakan, dalam melakukan pengawasan, Bawaslu memiliki motto; cegah, awas dan tindak. Namun yang terpenting yang harus dilakukan adalah melakukan pencegahan.

"Melalui informasi dari partisipasi masyarakat bisa melakukan pencegahan sehingga peserta Pemilu tidak melakukan pelanggaran," kata Faisal.

Sementara itu, Koordinator Pencegahan, Bawaslu Mamuju, Mustikawati menyebut, Bawaslu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tak bisa berdiri sendiri. Bawaslu, kata Mustika, sangat membutuhkan partisipasi dari seluruh lapiran masyarakat.

"Bawaslu tidak bisa bekerja sendiri. Kami butuh masyarakat dan keterlibatan seluruh pihak termasuk mahasiswa dan kaum milenial. Apalagi milenial saat ini lebih cepat berselancar di media sosial," pungkas Mustikawati. (*/Naf)